Awalbarri’s Blog

Desember 4, 2008

SEKITAR PERINGATAN KHAUL

Filed under: Uncategorized — awalbarri @ 7:59 am

PERINGATAN KHAUL BUKAN DARI AJARAN ISLAM
SEKITAR PERINGATAN KHAUL
UPACARA KHAUL
Khaul atau khoul, dan sering juga diucapkan oleh lidah umum dengan khol, adalah berasal dari kata Arab “haul” yang artinya lughawinya adalah : kekuatan, daya-upaya, tahun. Kemudian yang dimaksud dengan upacara khaul sebagaimana yang lazim berjalan di sementara masyarakat Islam di tanah air kita ini, adalah “upacara hari ulang tahun kematian.”
TEMPAT UPACARA
Di beberapa negara Arab upacara seperti itu lazim disebut sebagai : Zardah atau ada juga yang menyebut Aklah disamping ada yang menamai Tha’am. Rupanya istilah ‘khaul’ untuk maksud ini, adalah istilah khas Indonesia.
WAKTU UPACARA
Di dalam penyelenggaraan upacara ini, biasanya ditepatkan pada hari ulang tahun wafat mayit yang diupacarai, yang lazimnya bagi mayit yang tergolong orang yang banyak jasanya kepada Islam dan kaum muslimin semasa hidupnya. Upacara ini berlangsung sampai tiga hari tiga malam dengan aneka variasi acara.
Dan bagi yang diselenggarakan secara pribadi, biasanya hanya diselenggarakan secara sederhana, dengan memakan waktu beberapa saat, dengan sekedar penyelenggaraan acara tahlilan dan hidangan makanan sesudahnya.

SUASANA UPACARA
Kalau upacara khaul ini diperuntukkan orang yang mempunyai pengaruh besar di masa hidupnya, maka lazimnya upacara ini diselenggarakan secara besar-besaran, dengan dibentuknya panitia yang lengkap dengan bagian-bagiannya. Maka berjalanlah upacara ini dengan berbagai macam acara, seperti malam tilawatil Qur’an, bacaan tahlil secara massal, yang kadang-kadang sampai diadakan secara bergelombang, dengan selingan acara kesenian, seperti Seni Hadirah (pemukulan rebana dengan bacaan-bacaan shalawat Nabi), dsb.
Di sepanjang jalan dalam jarak beberapa ratus meter dari pusat penyelenggaraan, biasanya penuh dengan aneka macam stand penjualan berbagai macam barang dagangan, dan berbagai rupa makanan, di samping penjualan mainan anak-anak yang menambah semaraknya suasana. Sehingga pada hari-hari puncak acara, situasinya sangat meriah, yang tidak ubahnya sepeerti pasar malam, dengan pengunjung yang berjejal-jejal, dengan tanpa ada pemisahan antara pengunjung laki-laki dan perempuan.

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.